This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 20 Desember 2012

Stimulasi-Stimulasi Ini Bikin Bayi Cerdas


Agar bayi dapat meraih masa-masa tumbuh kembangnya secara optimal, orangtua dan pengasuh bayi perlu memberikan rangsangan atau stimulasi khusus. Lakukan rangsangan-rangsangan berikut agar keterampilan dan kecerdasannya maksimal.

 
Riset tentang perkembangan bayi sudah banyak dilakukan. Semuanya bertujuan memersiapkan bayi agar memiliki banyak bekal dan menjadi lebih terampil serta cerdas. Hasilnya, ia pun dapat menghadapi tuntutan hidup dengan tangguh di masa depannya.
 
Memberikan rangsangan atau stimulasi khusus pada bayi menjadi cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Anda dapat memberikannya sesuai dengan tahap usia yang dilewatinya.
 
"Sesuai dengan tahapan perkembangannya, bayi terus menerus perlu diberikan berbagai bentuk stimulasi. Semakin banyak dan komprehensif stimulasi yang diterima anak, semakin laju dan optimal perkembangannya. Sebaliknya, akan lemah, dan terbatas saja perkembangan bayi, bila stimulasinya minimal," tutur Dr. Handrawan Nadesul dalam bukunya “Membesarkan Bayi Menjadi Anak Pintar”.
 
Berikut jenis-jenis stimulasi guna membantu bayi di masa perkembangannya :
 
  • - Stimulasi fisik berupa pijatan khusus. Tujuannya untuk merangsang  syaraf motorik, memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan ketenangan emosional anak, dan menyehatkan otot-otot bayi. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur  dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik.
 
  • - Stimulasi gerakan dengan latihan motorik anggota gerak (kinetik), menirukan gerakan.
 
  • - Stimulasi suara dan bunyi, mengajak berbicara, mendengar dongeng, menirukan bunyi, mendengar musik, melihat dan membedakan warna,
 
  • - Stimulasi bertanya, mendengar musik, keterampilan memegang barang, memainkan mainan, menangkap dan melempar bola, berlari dan mengejar, serta melaksanakan perintah.
 
"Bagi ibu bekerja, siapapun yang mendapat mandat menjadi pengasuhnya, perlu membekali pengasuh dengan kemampuan memberikan stimulasi pada perkembangan anak dari jam ke jam. Pengasuh yang "bisu" atau kurang banyak berbicara akan menciptakan anak yang lamban berbicara. Pengasuh yang kurang hirau pada anak, akan menciptakan anak yang melempem perkembangannya. Peran pengasuh sangat besar, selain menentukan perkembangan anak," tandas Handrawan..


http://health.okezone.com/read/2012/05/27/483/636403/stimulasi-stimulasi-ini-bikin-bayi-cerdas

Rabu, 14 Desember 2011

Jika Sayang Dengan Anak, Jangan Manjakan Anak Dengan Uang.

Sebut saja namanya Ani, dia adalah anak tunggal dari orang tua kaya raya. Dia mempunyai semuanya. Kolam renang, pakaian indah, boneka, hiasan kamar tidur dan masih banyak lagi. Sebuah hadiah terindah di acara ulang tahunnya, mungkin tidak semua anak dapat memilikinya. Jika ribuan anak menginginkan benda kesayangan, maka Ani adalah anak pertama yang memilikinya.
Di sisi lain, ada seorang anak yang memiliki orangtua yang biasa saja. Ayahnya seorang guru di sekolah menengah dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Mereka tinggal dalam sebuah rumah bersama-sama. Mereka tidak pernah mempunyai masalah apapun, walaupun mereka tidak memiliki berton-ton uang berlimpah.
Tidak penting apakah Anda punya uang atau tidak atau bagaimana Anda memutuskan berapa banyak untuk dibelanjakan pada anak-anak Anda? Ini tidak selalu tentang kemampuan, tetapi apa yang benar.
Seringkali orang tua berpikir, bahwa mereka dapat membeli cinta anak-anak mereka atau menaikkan harga diri anak dengan membelikan mereka berbagai macam barang. Pada kenyataannya, ibarat sebuah makanan, orangtua hanya memberikan makanan sampai anak kenyang, namun tidak mempertimbangkan gizi di dalamnya. Benar, harga diri tidak diperoleh melalui rasa kemampuan akan harta, dan kebanyakan adalah bentuk pelarian tanggung jawab.
Secara tidak sadar Anda telah mengajarkan pada anak-anak dengan cara yang salah. Secara tidak langsung Anda juga telah mengajarkan mereka untuk melawan dasar kejujuran, disiplin diri, dan empati.
Ketika anak Anda memiliki rasa akan nilai uang, maka Anda akan kehilangan kesempatan mengajarkan mereka arti kehidupan dewasa kelak. Mereka tidak akan tahu pentingnya berbagai macam hal, misalnya, memberi, mendapatkan, menyimpan, merencanakan, dan mengeluarkan.
Anak hanya akan menjadi seseorang yang tidak dapat melakukan berbagai hal. Merasa frustrasi dalam kesulitan, bahkan untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Bila ingin anak menjadi mandiri, independen, dan percaya akan kemampuan dirinya, maka Anda harus menyadari bahwa segala sesuatu tidak mudah di dapatkan. Biarkan anak mendapatkan apa yang mereka inginkan d dengan kemampuan mereka sendiri, bagaimana mereka menabung uang dan membeli barang kesukaanya.

Sumber : http://www.psikologizone.com/mengaku-sayang-jangan-manjakan-anak-dengan-uang/065113408

Buat Ibu Yang Akan Sebentar Lagi Melakukan Persalinan

Proses persalinan, kelahiran atau melahirkan bayi terjadi dalam tiga tahap. Bagi seseorang perempuan yang baru memiliki anak pertama, tahap pertama berlangsung kira-kira dua belas hingga dua puluh empat jam; inilah waktu yang paling lama dari ketiga tahap itu. Pada tahap pertama, kontraksi peranakan berlangsung lima belas hingga dua puluh menit pada permulaan dan berakhir hingga satu menit. Kontraksi ini penyebab leher rahim terentang dan terbuka.
Ketika tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap 2 hingga 5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira satu setengah jam.
Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira-kira selama satu menit. Obat-obatan dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan cemas untuk mempercepat melahirkan selama proses kelahiran.
Penggunaan obat-obatan ini tidak hanya berhenti sampai disini tetapi juga menjadi bahan perdebatan, beberapa dokter mengatakan bahwa obat-obatan ini dapat menyelamatkan hidup ibu atau mencegah bayi dari bahaya. Mereka juga menekankan bahwa penggunaan obat-obatan memungkinkan ibu beristirahat dengan baik dan lebih siap menjelang proses kelahiran.
Para kritikus berpendapat bahwa bayi lahir dari ibu yang memakan oxytocin (suatu hormon yang merangsang dan mengatur irama kontraksi untuk mempercepat kelahiran) cenderung mengalami penyakit kuning (jaudience); bahwa kelahiran yang dipaksakan memerlukan banyak obat-obatan pembunuh rasa sakit; dan akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran, yang mengakibatkan pemisahan sementara bayi dan ibunya.
Tetapi dari sekian kontroversi yang terjadi, pada saat ini sudah semakin banyak ibu-ibu hamil yang memilih untuk melahirkan anak secara alamiah dengan persiapan yang lebih baik. Salah satunya untuk memperkecil penggunaan obat-obatan. Berbagai metode telah dilakukan untuk memberikan rasa yang nyaman baik pada saat melahirkan dan akan melahirkan.
Contohnya seperti dukungan orang-orang terdekat, melatih teknik pernafasan pada saat melahirkan, relaksasi seperti pijitan dan meditasi, penggunaan air hangat untuk kenyamanan, memberikan berbagai informasi terkait dengan proses kelahiran. Intinya adalah melahirkan bukanlah suatu penyakit yang harus ditakuti.
Setelah kelahiran ialah tahap ketiga; pada waktu inilah ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap terakhir ini adalah yang paling pendek dari ketiga tahap kelahiran, yang berlangsung hanya beberapa menit.

Daftar Pustaka
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Jumat, 18 November 2011

Beberapa Penyebab Anak Tidak Mempunyai Teman..

Anak mudah bergaul merupakan salah satu ciri anak yang mempunyai kecerdasan sosial (interpersonal). Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang dalam berinteraksi antarpribadi satu dengan pribadi lainnya, serta dapat menempatkan diri pada lingkungan. Umumnya, anak yang cerdas sosial juga cerdas diri (intrapersonal). Cerdas diri artinya kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri, bagaimana ia mengolah diri sendiri baik emosi maupun pemikirannya dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
Berbekal dua kemampuan ini, anak mempunya modal kuat untuk bersaing di masa mendatang, jelas Psikolog dan Direktur Lembaga Pelatihan Daya Insani, Sani B Hermawan, Psi.  Namun bagaimana jika anak usia prasekolah enggan bergaul dan terlihat tidak punya teman. Sebagai orangtua, Anda perlu mencoba menelisik dan mencari solusinya. Boleh jadi empat hal ini menjadi penyebabnya:
  • Lingkungan kurang mendukung.

Orangtua di kota besar umumnya terlalu "khawatir" melepas anaknya bermain. Bisa jadi lingkungan tempat tinggalnya memang tidak ramah anak alias tidak ada tempat atau fasilitas untuk bermain anak-anak, terlalu ramai dengan kendaraan lalu-lalang, sehingga orangtua cenderung melarang anak bermain ke luar rumah. Bisa juga tinggal di lingkungan yang terlalu individualis, seperti di kompleks perumahan berbentuk cluster atau apartemen tanpa fasilitas bermain.
  • Kurang stimulasi.

Sebenarnya lingkungan cukup mendukung tapi orangtua terlalu membatasi pergaulan anak karena alasan tertentu. Seperti takut penculikan, tidak ingin anak bermain dengan anak-anak tertentu, terlalu banyak aturan atau larangan di rumah, dan sebagainya. Karena kurang stimulasi, akhirnya keterampilan bersosialisasi pada anak pun berkurang.
  • Pribadi introver.

Selain faktor dari luar, ada juga faktor dari dalam diri anak sendiri. Yakni anak-anak yang berkepribadian introver. Umumnya anak-anak ini cenderung pendiam, tertutup, lebih senang menyendiri atau bermain sendiri, tidak nyaman ketika berada dalam kerumunan dan sebagainya.
  • Lebih memilih permainan individual.

Tak bisa dipungkiri permainan anak-anak sekarang membuatnya lebih individual. Seperti games di komputer yang bisa dimainkan sendiri atau bermain dengan orang lain tanpa perlu berinteraksi langsung semacam games online. Ia bisa asyik sendiri, "seakan-akan" tidak membutuhkan orang lain. Dalam jangka panjang, tentu hal ini akan mengurangi keterampilannya bersosialisasi.
Setelah tahu apa permasalahannya, tentu orangtua harus segera mencari solusi karena di usia prasekolah sudah seharusnya anak didorong untuk mulai berteman seluas-luasnya agar kelak tidak menjadi anak yang minder lantaran kurang pergaulan.

(Tabloid Nakita/Marfuah Panji Astuti)

Latihan Bersabar Membuat Anak Lebih Cerdas..

Apa yang Anda lakukan ketika anak merengek meminta sesuatu? Langsung memenuhinya daripada ia menangis? Salah. Karena ternyata, perbuatan ini justru berefek negatif pada perkembangan anak. "Sebaiknya latih anak untuk bersabar, dan jelaskan kepadanya bahwa semua hal butuh proses," ungkap konsultan anak Hanny Muchtar Darta, pada saat talkshow dengan tema "Pentingnya Kecukupan Asupan Vitamin dan Mineral agar Anak Incredible"
Selain jadi lebih mengerti kondisi orangtua saat itu, anak juga melatih kesabaran, dan membuat mereka lebih cerdas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bing Nursery School dari Standford University terhadap anak usia 3-4 tahun, anak yang lebih sabar ternyata lebih cerdas.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan pilihan pada anak untuk mendapatkan sebuah marshmallow secara langsung, atau mendapatkan dua buah marshmallow namun mereka harus menunggu selama 3 menit. Hasilnya, anak-anak yang bersedia bersabar untuk menunggu ternyata lebih cerdas, dan mendapatkan poin Scholastic Assessment Test (SAT), 200 poin lebih tinggi dibanding anak yang tidak mau bersabar. Selain mendapatkan skor SAT yang lebih tinggi, anak-anak ini juga memiliki tingkat emosi, dan kehidupan sosial yang lebih matang dan lebih baik.
"Selain itu, anak yang sabar juga akan lebih menghargai semua hal yang mereka miliki," tukas Hanny. Dengan kesabaran anak untuk menanti berbagai hal yang mereka inginkan, secara tak langsung mereka lebih menghargai barang yang sudah mereka peroleh dengan susah payah dan penuh kesabaran.
Sabar, punya banyak manfaat
Untuk hasil maksimal bagi pertumbuhan anak, sebaiknya latih kesabaran anak sejak dini, yaitu sejak bayi. "Misalnya, ketika akan menyusui katakan padanya untuk menunggu sebentar karena Anda akan mencuci tangan. Selain menjalin komunikasi intim, ini juga akan membiasakan anak untuk sabar menunggu," ujarnya.
Ketika melatih kesabaran anak, Anda juga bisa melatih banyak hal positif dalam waktu bersamaan dan menyenangkan misalnya,  menabung. "Ketika mereka minta dibelikan mainan, ajaklah ia untuk bersabar membelinya dan mulai menabung dalam celengan lucu dengan menyisihkan sedikit uang jajannya untuk membeli mainan itu. Jadi ada tiga manfaat yang bisa diambil sekaligus: sabar, hemat, dan menghargai," sarannya.

Sumber : Kompas Female

Kamis, 17 November 2011

Jika Si Anak Selalu Bersikap Bossy..

Seringkali kita melihat anak kecil yang bersikap Bossy tanpa orangtuanya berusaha untuk mengubahnya. Akibatnya anak akan dijauhi oleh teman-temannya karena mereka merasa tidak nyaman dengan gaya bossy anak tersebut. Gayanya yang sok mengatur teman-temannya, dengan berkacak pinggang memerintah teman-temannya untuk melakukan apa yang dia mau membuat teman-temannya tidak suka sehingga memilih menjauhinya. Kalau hal itu dibiarkan terus menerus tentunya akan tidak bagus untuk perkembangan anak itu sendiri. Walaupun begitu orangtua tidak boleh  sembarangan dalam mengatasi sikap bossy anaknya tersebut.
  1. Orangtua harus bersikap tenang dan memberikan penjelasan kepada anaknya tentang perilaku seperti apa yang kita harapkan” Dede, jangan bertolak pinggang dan berteriak memerintah orang lain seperti itu. Sikap seperti itu tidak baik. Kamu bisa kok mengatakan apa yang kamu inginkan pada ibu dengan nada dan sikap yang baik dan sopan.”
  2. Hindari memberikan keinginannya jika ia tidak menunjukkan perilaku yang baik seperti yang kita harapkan.
  3. Pusatkan perhatian pada perilaku yang positif misalnya memberikan pujian ketika anak bersedia berbagi atau bekerjasama dengan orang disekitarnya.

Untuk mengatasi sikap Bossy Anak selain 3 cara diatas bisa diperluas dengan cara
  • Jangan Dipermalukan

Orangtua harus mendukung anak melakukan komunikasi yang baik dan mengendalikan emosinya. misalnya ketika orangtua berbicara harus dengan sikap yang sopan dan nada yang tepat karena bisa jadi anak mendapat kebiasaan bossy itu dari meniru kebiasaan orangtua atau dari orang lain tanpa disadari orangtua. yang perlu diingat janganlah menertawakan, atau mempermalukan anak dengan mengolok-olok sikap bossynya. Orangtua harus tenang dan tegas.
  • Cari Pemicunya

Anak-anak bersikap bossy tentu ada maksud-maksud tertentu dibalik sikapnya itu.
Misalnya:
  1. Pemahaman anak bahwa dengan menunjukkan sikap bossy mereka akan mendapatkan perhatian.
  2. Anak meniru dari lingkungan sekitarnya dan diterapkan karena menganggap hal itu wajar. Misalnya sikap orangtuanya kepada pembantu, Sikap Ayahnya kepada Ibunya, atau oranglain Karena orangtua tidak menegur dan memberikan konsekuensi pada anak ketika anak bersikap bossy sehingga anak menganggap sikap itu benar

  • Hukuman Time-Out

Terapkan Time Out  sesuai dengan usianya dengan membicarakan terlabih dahulu dengan anak tentang konsekuensinya jika anak bersikap Bossy lagi. misalnya dengan memberhentika sementara dari fasilitas yang ida dapatkan dan jelaskan kenapa orangtua menerapkan time out padanya dan meminta anak untuk tidak mengulanginya lagi. Pastikan anak mengerti perilaku bagaimana yang orangtua harapkan dengan menanyakannya” Kalau kamu ingin teman-teman mau bermain bersama kamu bagaimana cara yang baik untuk berbicara dengan teman?” jika anak mengerti ia pasti akan menjawab “berbicara yang baik dan sopan, Ma”
  • Konsisten Dampingi Anak

Agar anak tetap konsisten bersikap baik dan tidak melupakan pesan-pesan orangtuanya, tentunya orangtua juga harus konsisten mendampingi anak saat anak memperbaiki kebiasaannya.
Caranya :
  • Lakukan komunikasi yang hangat, ajak anak membicarakan dampak dari perilaku bOssy yang dia lakukan. Misalnya orang sekitarnya jadi tidak merasa nyaman dan dia jadi dihindari teman-temannya.
  • Gunakan media buku cerita, film edukatif anak, atau dongeng dengan tema yang terkait. dari cerita-cerita tersebut anak dapat memperoleh pemahaman yang tepat tentang cara-cara berinteraksi yang tepat dengan orang lain dan menghindaru sikap Bossy.


Sumber: Tabloid Nova 1206/XXIV/4

Rabu, 16 November 2011

Fungsi dan Peran Orang Tua Kepada Anak

Orang tua mempunyai fungsi yang penting dalam keluarga. Diantara fungsi-fungsi tersebut antara lain (dalam Soelaeman, 1987): Pertama, Fungsi religius. Artinya orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Soelaeman (1987) memberikan penjelasan bahwa untuk melaksanakan Fungsi dan peran ini, orang tua sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu menciptakan iklim yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati oleh seluruh anggotanya.
Fungsi yang kedua adalah Fungsi edukatif. Pelaksanaan fungsi edukatif keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua. Sebagai salah satu unsur pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya pertumbuhan, perkembangan dan masa depan seorang anak secara keseluruhan. Ditangan orang tuanyalah masalah-masalah yang menyangkut anak, apakah dia akan tumbuh menjadi orang yang suka merusak dan menyeleweng atau ia akan tumbuh menjadi orang baik.
Selanjutnya fungsi yang ketiga yakni Fungsi protektif. Soelaeman (1987) memberikan gambaran pelaksanaan fungsi lingkungan, yaitu dengan cara melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu menganjurkan atau menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan contoh dan tauladan dalam hal-hal yang diharapkan.
Fungsi keempat yaitu Fungsi Sosialisasi. Fungsi dan peran orang tua dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang mantap tetapi meliputi pula mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Sehubungan dengan itu perlu dilaksanakan fungsi sosialisasi anak. Melaksanakan fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan membutuhkan fasilitas yang memadai.
Yang terakhir adalah Fungsi ekonomis. Meliputi; pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya. Keadaan ekonomi sekeluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Orang tua harus dapat mendidik anaknya agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang dan pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga secara nyata, bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Fungsi dan peran orang tua pada anaknya antara lain menanamkan kehidupan beragama, memberikan pendidikan dalam masa perkembangan anak, menjadi penghubung dalam kehidupan sosial anak, dan memberikan nafkah secara ekonomi demi keberlangsungan anak.